Ngaji Fiqih Lingkungan sebagai bentuk Diseminasi Blue Green Economy (BGE) | Bersama Mahasiswa KKN-PAR STAMIDIYA 01 di desa MAMBULU BARAT

                 Memahami Gagasan Blue Green Economy di era akhir zaman ini sangatlah penting , apalagi sampai bisa menhubungkan, atau mendatangkan dalil-dalil syar'i yang mengharuskan kita untuk faham apa arti dari Blue Green Economi (BGE) itu. Dalam BGE terdapat dua unsur warna yang menjadi kerangka berfikir lanjutan. dan dari dua warna ini pula,dalam mengkaji BGE kami menyimpulkan,bahwa  sebenarnnya dalam Blue Greeen Economy (BGE) terdapat dua istilah yang harus dipisahkan,: 
                        Pertama adalah Blue Economy: "Adalah upaya meningkatkan hasil mata pencaharian masyarakat untuk mensejahterakan kehidupan,serta memberikan faham bahwa hal tersebut bisa didapat tanpa harus menyebabkan kerusakan, pencemaran terhadap unsur ke biruan yang ada di langit ataupun laut." 
                            Kedua adalah Green Economy: "Adalah upaya meningkatkan hasil pencaharian masyarakat untuk mensejahterakan kehidupan, serta memberikan faham bahwa hal tersebut tetap bisa didapat tanpa menyebabkan kerusakan terhadap unsur ke hijauan yang ada di daratan."
              Ambisi manusia dalam menbendung kekayaan inilah yang menjadi penyebab awal mengurangnya unsur ke biruan atau ke hijauan yang ada di alam ini. tanpa menyadari hal yang dilakukan dapat menyebabkan kerusakan alam yang bersifat seketika atau bahkan jangka panjang, terjadinya hal ini terpicu karena kurangnya kesadaran manusia dalam menjaga alam yang menjadi tempat hidup generasi-generasi mendatang, dengan cenderung lebih memikirkan manfaat yang didapat pribadi tanpa memikirkan nasib generasi.


             Berangkat dari problem inilah mahasiswa KKN-PAR 01 mengadakan kajian fiqih Lingkungan di musholla Kiyai Subki pada malam kamis tanggal 10 januari 2024 , dengan tujuan adanya kajian Fiqih lingkungan ini, dapat memperkuat Gagasan Blue Green Economy, yakni upaya meningkatkan, mensejahterakan masyarakat tanpa merusak ke adaan alam itu sendiri. Sehingga tidak menangguhkan beban kepada generasi selanjutnya.
 
Penulis: SYAFIUDDIN
Fotografer: MUSLEH

Posting Komentar

0 Komentar