Keselarasan Konsep BLUE GREEN ECONOMY dengan kitab RI'AYAH Al-BI_AH SYEKH YUSUF QORDHAWI | KKN-PAR 01 STAMIDIYA di desa MAMBULU BARAT

 

KITAB RI'AYA Al-Bi_AH | SYEKH YUSUF QORDHAWI
         
          Kajian tentang menjaga lingkungan (Hifdzu Al-Bi_ah) bukanlah hal yang baru diperkenalkan dalam agama islam, yang mula-mula hampir setiap kajian yang membahas tentang lingkungan dimulai dengan memperkenalkan peran-peran manusia di muka bumi, termasuk juga dengan apa tujuan diciptakan, dan tugas-tugas manusia. yang mana akhir dari semua pembahasan akan berakhir pada bagaimana cara mengelola, menjaga alam, di Indonesia sendiri yang mempunyai identitas negara yang dikatakan sebagai negara yang menjadi paru-paru dunia, dari satu dekade ini semakin sering merasakan efek dari GLOBAL WARMING, sampai ke tahap tidak teraturnya Iklim tropis, yang biasanya awal musim hujan dimulai sejak bulan oktober malah terjadi disaat sudah memasuki bulan desember, hal ini dipicu karena perubahan alam itu sendiri, yang mana perubahan alam itu terjadi karena ulah manusia yang kurang memikirkan efek negatif dari tidak menjaganya lingkungan, ditambah lagi tidak adanya gerakan (Gerakan tidak hanya sebatas penjelasan) yang secara meluas dan merata dalam menanam gagasan pentingnya menjaga lingkungan. 
        Salah satu usaha dan gagasan baru dalam melakukan gerakan melindungi alam adalah diseminasi BGE (Blue Green Economy) kepada semua kalangan generasi yang diperkenalkan oleh Dosen STAI AL-HAMIDIYAH Bapak Muniri, M.H.I terutama kepada mahasiswa-mahasiswa STAI AL-HAMIDIYAH dan khususnya dituangkan kepada mahasiswa KKN 2023 untuk bersama melakukan gerakan melindungi untuk menyelamatkan dunia, Awal rumusan beliau tentang BGE dijelaskan dalam modulnya bahwa "Blue Green Economy (BGE) berasal dari dua istilah yaitu Blue Economy dan Green Economy, dua istilah ini tidak muncul secara bersamaan, lebih dulu green economy dibanding blue economy jika di sederhanakan pengertian green economy adalah gagasan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat sekaligus meminimalisir resiko kerusakan lingkungan secara signifikan yang juga di artikan dengan perekonomian rendah yang tidak menghasilkan emisi karbondioksida terhadap lingkungan, hemat daya alam dan berkeadilan sosial sedangkan blue economy juga memiliki orientasi yang sama dengan green economy yaitu suatu bentuk perekonomian yang tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia melainkan juga memprioritaskan aspek lingkungan yang menjadi objek pencaharian manusia, tujuan akhir dari konsep blue economy adalah blue ocean dan blue sky. Masyarakat memiliki sumber daya alam yang melimpah namun juga dapat menjaga keindahan langit, terutama laut adar tetap asri dan memanfaatkanya secara berkelanjutan dengan memperhatikan kesehatan ekosistem laut."(modul pelatihan BGE).
            kami sebagai mahasiswa yang bernobene fokus terhadap kajian-kajian ke islaman menyadari bahwa gagasan Bapak Muniri M.H.I tentang BGE (Blue Green Economy) sangatlah penting di diseminasikan kepada semua lini generasi, karena hal ini akan menjanjikan gerakan humanisme baru yang bisa meningkatkan perekonomian sekaligus menjaga keindahan alam. semua ide ini mempunyai keselarasan dengan kitab-kitab salaf yang membahas maqashidur syari'ah terutama dengan kitab Ri'ayah Al-Bi_ah karangan Syekh Yusuf Al-Qhordhawi yang memang khusus membahas hubungan manusia, peran manusia, dan keharusan manusia dalam menjaga alam.
            Dalam kitab beliau menyebutkan :
واما علم الفقه وعلاقاته برعاية البيئة وحمايتها والمحافظة عليها من كل ما يضرها ويفسدها , فهي واضحة المعالم
"ilmu fiqh dan hubungannya dengan lingkungan dengan melakukan pelestariakn  serta menjaga lingkungan dari segala sesuatu yang menjadi penyebab kerusakan adalah perkara yang sudahlah jelas"

Posting Komentar

0 Komentar